Sistem pelumas pada mesin sepeda motor
mempunyai fungsi:
1.
Mengurangi
gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang
diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan
menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan,
menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi
gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
2.
Sebagai
pendingin
Proses pembakaran di
dalam silinder menghasilkan panas, demikian pula gesekan antar komponen, sistem pendingin membantu mengurangi panas yang terjadi dengan
mengabil panas pada bagian yang dilewati dan mendinginkan pada bak engkol.
3.
Sebagai
perapat
Piston dengan
silinder mempunyai celah tertentu, pelumas membantu mengurangi kebocoran
kompresi maupun tekanan hasil pembakaran dengan membuat lapisan oli mengisi
celah antara kedua bagian tersebut.
4.
Sebagai
peredam
Piston, batang piston
dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya
yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya
tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan
suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan
meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
5.
Sebagai
pembersih
Salah satu efek
gesekan adalah keausan, sistem pelumas membantu membawah kotoran sehingga
bagian yang bergesekan tetap bersih.
6.
Sebagai
anti karat
Sistem pelumas
berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung
antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.
B. SISTEM PELUMAS MOTOR 2 TAK
Pada motor 2 tak bak engkol (crank case)
tidak berisi oli pelumas, karena difungsikan sebagai pompa bilas. Guna melumasi
bagian poros engkol, batang piston, piston, ring piston dan dinding silinder
maka minyak pelumas dicampur dengan campuran bahan bakar yang masuk ke dalam
bak engkol dan silinder. Metode mencampur minyak pelumas ada 2 macam, yaitu:
- Pelumas dicampur langsung dengan bensin di dalam tangki (Premix type lubrication)
- Pelumas injeksi oleh pompa pelumas (Injection pump type lubrication)
1.Premix type
lubrication
Premix type
lubrication
merupakan metode sistem pelumas motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli
pelumas pada tangki bensin pada perbandingan tertentu. Perbandingan antara
bensin dengan oli adalah 20 – 25 : 1,
artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli.
Gb. 6.1 Sistem pelumas 2 tak premix type lubrication
Saat mesin hidup bensin yang bercampur oli
mengalir ke karburator, di karburator campuran bensin dengan oli dikabutkan,
dan masuk ke dalam bak engkol (crank case), campuran bensin dan oli melumasi poros
engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder. Saat proses bilas campuran masuk ke dalam
silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder. Saat proses pembakaran campuran bensin dengan
oli terbakar, sisa gas buang dibuang
melalui knalpot.
Sistem pelumas premix type lubrication
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a.
Di
dalam tangki dan di dalam karburator ada kemungkinan oli mengendap, sehingga
campuran kurang homogen, komposisi
campuran tidak stabil, pelumasan kurang sempurna.
b.
Bensin
campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
1) pengabutan pada karburator kurang
halus,
2)
proses
pembakaran kurang sempurna,
3)
tenaga
mesin menurun
4) banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
5)
emisi
gas buang tinggi
c.
Komposisi
campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan putaran mesin,
sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah, tetapi kurang saat
putaran tinggi.
2. Injection pump lubrication
Injection pump
lubrication
merupakan sistem pelumas pada motor 2
tak dengan cara mempompa sejumlah oli
pelumas pada intake manifold. Minyak pelumas yang disemprotkan kemudian
bercampur dengan campuran bensin dan udara dari karburator, dan bersam-sama masuk ke dalam bak engkol. Pada bak engkol campuran bensin dan oli melumasi poros
engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder. Saat proses bilas campuran masuk ke dalam
silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder. Saat proses pembakaran campuran bensin dengan
oli terbakar, sisa gas buang dibuang
melalui knalpot.
Komponen sistem
pelumas injeksi adalah:
a.
Tangki
oli pelumas untuk menampung oli yang diperlukan
b.
Pompa
pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada
intake manifold.
c.
Kabel
pompa oli untuk mengontrol jumlah oli yang disemprotkan.
Gb. 6. 2 Sistem pelumas 2 tak injection pump type
Dengan adanya pompa
oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah oli yang disemprotkan
sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan sepeda motor. Kebutuhan oli untuk
beban ringan sebesar 80 - 120 : 1 , untuk beban menengah 40 – 70 : 1, sedangkan untuk beban tinggi sebesar 18 –
30 : 1.
Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur dapat
teratasi.
Produsen sepeda motor
Yamaha menyebut sistem pelumas dengan injeksi dengan istilah Autolub,
yaitu sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan campuran bahan bakar
pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub pump.
Produsen sepeda motor
Suzuki mengembangkan sistem pelumas CCI (Carburetor Crankshaft Injection), yaitu sistem pelumas injeksi, yang
menginjeksikan oli pada karburator (carburetor) dan pada poros engkol (crank
shaft). Injeksi pelumas langsung ke poros engkol diharapkan mampu mengatasi
keausan pada poros engkol. Pada premix type lubrication, penetrasi oli yang bercampur dengan bensin ke
poros engkol lemah sehingga gesekan poros engkol dengan batang piston besar. Dengan
sistem pelumas CCI kelemahan tersebut dapat diatasi. Prinsip sistem pelumas CCI
juga digunakan oleh produsen sepeda motor Kawasaki.
C. POMPA OLI MOTOR 2 TAK
Pompa pelumas yang
berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada karburator.
Pompa pelumas motor 2 tak umumnya tipe plunger. Konstruksi pompa pelumas
adalah sebagai berikut:
Gb. 6.3 Pompa oli motor 2 tak tipe plunger
Fungsi bagian pompa:
1.
Worm wheel gear sebagai gigi yang memutar
distributor, putaran worm wheel gear diperoleh dari putaran mesin.
2. Plunger berfungsi sebagai piston yang menghisap dan menekan oli.
3.
Check ball berfungsi sebagai katup satu arah, yang akan
membuka saat plunger menekan oli dan menutup saat plunger menghisap oli.
4.
Plunger cam guide pin sebagai pin
pembimbing nok agar plunger dapat bergerak maju-mundur saat worm wheel gear
berputar.
5.
Adjusting pulley sebagai pulli yang diputar gas untuk
mengatur jumlah oli yang dipompa.
6.
Adjusting plate sebagai plat untuk menyetel panjang
langkah pemompaan.
Prinsip kerja:
Saat mesin hidup maka
worm wheel gear akan berputar dan distributor ikut berputar, bila lubang
distributor tepat pada saluran masuk maka oli akan mengalir ke dalam rumah
pompa. Distributor dilengkapi dengan cylindrical cam, yaitu nok yang
berbentuk silinder, berputarnya distributor menyebabkan cam mendorong plunger
bergerak mundur untuk menghisap oli, saat cam tidak menekan plunger maka pegas
pompa akan mendorong oli, bila lubang keluar tepat pada lubang distributor maka
oli akan ditekan keluar menuju karburator dan poros engkol.
Gb. 6.4 Pinsip kerja pompa oli 2 tak
Kabel gas dihubungkan
dengan adjusting pulley, saat gas diputar maka gerak langkah pompa semakin
panjang, sehingga oli yang dipompa semakin banyak, panjang gerak langkah dapat
disetel pada adjusting plate.
Gb. 6.5 Kontruksi
pompa oli 2 tak high compression type
Gb. 6.6 Kontruksi
pompa oli 2 tak high compression type
D. MENYETEL POMPA OLI
Endapan karbon berlebihan, asap knalpot
terlalu tebal, mesin panas dan piston macet merupakan gangguan yang sering
dijumpai pada motor 2 tak. Penyebab
gangguan tersebut antara lain:
- Kualitas oli rendah
- Jenis oli salah, yaitu oli mesin/ transmisi dimasukkan ke oli samping
- Jumlah oli yang diinjeksikan tidak tepat
Jumlah oli yang
diinjeksikan kurang menyebabkan mesin panas dan peluang piston macet. Penyebab oli yang
diinjeksikan kurang antara lain:
- Penyetelan langkah pompa tidak tepat
- Saluran oli tersumbat
- Plunger aus
- Oli habis
- Viskositas oli terlalu tinggi
Jumlah oli yang diinjeksikan berlebihan
menyebabkan asap knalpot berlebihan, deposit karbon pada ruang bakar, busi dan
knalpot. Penyebab oli berlebihan adalah penyetelan tidak tepat.
Gb. 6.7 Pemasangan pompa oli pada Honda NSR150R
Saat mengisi oli
dari keadaan tangki oli kosong maupun setelah membongkar pompa, maka harus
dilakukan proses bleeding, yaitu proses mengeluarkan udara palsu pada
saluran oli. Langkah
proses bleeding adalah:
- Letakkan kain/ majun pada sekeliling pompa
- Isi tangki oli dengan oli
- Buka baut bleeding sampai oli mengalir dan gelembung udara hilang.
- Hidupkan mesin, periksa apakah oli sudah keluar dari ujung slang pompa oli yang ke karburator.
- Kencangkan baut bleeding dan ambil kain/ majun.
Langkah menyetel pompa oli adalah sebagai
berikut:
1.
Lepas
tutup pompa
2.
Longgarkan
mur pengunci pada kabel pengontrol
3.
Putar
gas tangn penuh
4.
Periksa
apakah tanda tanda penyesuai tepat?
5. Stel dengan memutar mur penyetel dan bila sudah tepat
kencangkan pada mur kontra
Gb.
6.8 Menyetel pompa oli
E. SISTEM
PELUMAS TRANSMISI DAN KOPLING PADA MOTOR 2 TAK
Pada motor 2 tak
sistem pelumas untuk transmisi dan kopling berbeda dengan sistem pelumas mesin.
Minyak pelumas mesin sering disebut oli samping, sedangkan pelumas transmisi
dan kopling disebut oli mesin. Penyebutan pelumas transmisi dan kopling dengan
oli mesin karena jenis oli pelumas yang digunakan sama dengan oli pelumas mesin
yang digunakan pada motor 4 tak, sedangkan oli mesin 2 tak yang disebut oli samping menggunakan oli
pelumas khusus 2 tak, misalnya Caltex
Revtex Super, Yamaha Autolub, CCI
atau oli 2 T lainnya.
Pelumas transmisi dan kopling dengan
memasukan sejumlah oli pada bak transmisi, jumlah, kualitas dan kekentalan oli
pelumas harus tepat. Bila jumlah oli kurang maka pelumasan kurang sempurna,
sedangkn bila jumlah oli berlebihan maka tahanan gigi transmisi menjadi besar,
koefisien mekanis lebih besar.
Gb. 6.9 Sistem
pelumas transmisi 2 tak
F. SISTEM
PELUMAS MOTOR 4 TAK
Motor 4 tak tidak memerlukan pompa bilas,
sehingga bak engkol (crank case) digunakan untuk bak transmisi, sehingga poros
engkol, batang piston, didnding silinder, piston dan ring piston dilumasi oleh
oli yang sama dengan transmisi dan kopling.
Metode sistem pelumas motor 4 tak
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
- Sistem pelumas basah
- Sistem pelumas kering
|
|
Sistem pelumas basah Sistem
pelumas kering
Gb. 6.10 Macam sistem pelumas motor 4 tak
1. Sistem Pelumas Basah (Wet Sum Type)
Sistem pelumas basah merupakan sistem pelumas
dimana oli ditempatkan di bak engkol (crank case), sehingga transmisi, kopling dan poros engkol
terendam dalam oli pelumas. Sirkulasi oli dapat digambarkan sebagai berikut:
Gb. 6.11 Sirkulasi sistem pelumas pada Honda MegaPro
Gb. 6.12 Sirkulasi sistem pelumas sistem
basah
Prinsip kerja :
Saat mesin hidup
maka pompa oli berputar menghisap oli dari bak engkol melalui striner screen.
Oli ditekan oleh pompa menuju saringan (oil filter), dari saringan
disalurkan secara parallel menuju transmisi, poros engkol dan roker arm. Pada
transmisi setelah melumasi transmisi oli jatu ke bak engkol, sedangkan yang ke
poros engkol oli melumasi connecting rod bearing dan jatu ke bak engkol.
Connecting
rod
dilengkapi dengan oil control orifice, melalui lubang kecil tersebut oli
disemprotkan ke connecting rod small end, piston dan silinder, saat
piston bergerak turun oli yang menempel
pada dinding silinder dikikis oli ring pelumas.
Oli yang menuju roker arm shaft
melumasi roker arm shaft, cam shaft, valve dan spring valve, kemudian
akibat gaya
grafitasi mengalir kembali ke bak
engkol. Oli yang menuju kepala silinder
harus melewati saluran oli di dalam silinder, karena kurang hati-hati saluran
ini sering tersumbat oleh sealer, sehingga jumlah oli yang dialirkan
berkurang, roker arm shaft ,
cam shaft, valve dan valve guide menjadi
cepat aus.
2. Sistem Pelumas Kering (Dry Sump Type)
Sistem pelumas kering merupakan sistem
pelumas dimana oli ditempatkan pada penampung terpisah atau tidak di bak engkol
(crank case), sehingga transmisi,
kopling dan poros engkol tidak lagi terendam dalam oli pelumas.
Keuntungan:
a.
Tahanan
oli pada bagian bergerak berkurang
b.
Pendinginan
oli lebih baik
c.
Pengecekan
dan penambahan oli lebih mudah
Kelemahan:
- Konstruksi mesin lebih rumit
- Perlu tambahan komponen penampung oli dan pendingin oli
Gb. 6.13 Dry wet type
Prinsip kerja:
Saat mesin hidup maka pompa oli berputar
menghisap oli dari bak penampung oli. Oli ditekan oleh pompa menuju pendingin oli
kemudian ke saringan (oil filter), dari saringan disalurkan secara
parallel menuju transmisi, poros engkol dan roker arm. Pada transmisi
setelah melumasi transmisi oli jatu ke bak engkol, sedangkan yang ke poros
engkol oli melumasi connecting rod bearing dan jatu ke bak engkol. Connecting
rod dilengkapi dengan oil control orifice, melalui lubang kecil
tersebut oli disemprotkan ke connecting rod small end, piston dan
silinder, saat piston bergerak turun oli
yang menempel pada dinding silinder dikikis oli ring pelumas. Oli yang menuju roker
arm shaft melumasi roker arm shaft, cam shaft, valve dan spring valve,
kemudian akibat gaya
grafitasi mengalir kembali ke bak engkol.
Pada bak engkol oli dihisap oleh pompa dan ditekan pada penampung oli.
G. POMPA PELUMAS MOTOR 4 TAK
Pompa pelumas berfungsi untuk menghisap oli
dari tangki pelumas/bak engkol dan menekan ke bagian-bagian yang dilumasi.
Terdapat 2 macam pompa yang sering digunakan pada motor 4 tak, yaitu:
1.
Pompa
jenis roda gigi (Gear pump)
2.
Pompa
jenis trocoida (Trocoid pump)
Gb. 6.14 Macam pompa oli motor 4 tak
1.
Pompa pelumas tipe roda gigi
Pompa roda gigi terdiri dari dua gigi,
yaitu gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang digerakan (driven
gear), kedua gigi ditempatkan pada rumah pompa. Pada rumah pompa terdapat
dua lubang yaitu lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (out let).
|
Gb. 6.15 Pompa roda gigi
|
Prinsip kerja
Saat mesin berputar maka gigi penggerak
berputar, berputarnya gigi penggerak menyebabkan gigi yang digerakkan juga ikut
berputar. Akibat putaran kedua gigi maka
oli yang berada pada saluran masuk
berada diantara gigi ikut berputar
terbawah pada gigi, oli tersebut keluar pada saluran keluar (outlet) dan
ditekan kebagian yang dilumasi.
Kelebihan pompa tipe ini adalah konstruksi
sederhana, kelemahan adalah kurang presisi sehingga tekanan pompa rendah.
2. Pompa oli tipe trocoid
Pompa trocoid terdiri dari dua rotor, yaitu
rotor penggerak (drive rotor) bentuk
bintang 4 sisi dan rotor yang
digerakan (driven rotor) bentuk luar silinder dan bagian dalam bentuk
bintang 5 sisi, kedua rotor ditempatkan pada rumah pompa. Pada rumah pompa
terdapat dua lubang yaitu lubang masuk (inlet hole) dan lubang keluar (discharge
hole).
|
|
Gb. 6.16 Komponen pompa trocoid
Prinsip kerja:
Saat mesin berputar maka rotor penggerak
berputar (drive rotor), berputarnya rotor penggerak menyebabkan rotor
yang digerakkan juga ikut berputar, karena sumbu kedua rotor tidak sama (offset),
maka kedua rotor membentuk ruang yang berubah-ubah. Saluran masuk dihubungkan
ke ruangan yang membesar, saluran keluar dihubungkan ke saluran yang menyempit.
Akibat putaran kedua rotor maka oli yang berada pada saluran masuk terhisap
masuk keruang pompa dan ditekan kebagian yang dilumasi.
Gb. 6.17 Prinsip
kerja pompa trocoid
Kelebihan pompa tipe ini adalah lebih presisi
sehingga kapasitas pompa lebih besar, tekanan pompa lebih tinggi.
|
|
Gb. 6.18 Memeriksa komponen pompa trocoid
Gb. 6.19 Sistem pelumas pada Suzuki Shogun
H. SARINGAN OLI (OIL FILTER)
Saringan oli berfungsi untuk menyaring
kotoran pada oli agar tidak ikut beredar pada sistem pelumas. Kotoran pada aoli
dapat berupa bram atau serpian logam akibat bagian yang aus maupun endapan
karbon yang dibawah oli selama bersirkulasi. Terdapat dua model saringan oli
yang banyak dipakai pada sepeda motor yaitu saringan kasa yang mencegah kotoran
pada oli masuk ke pompa pelumas, dan saringan centrifugal, yang menyaring
kotoran dengan memanfaatkan gaya
centrifugal.
Prinsip kerjanya yaitu saat mesin hidup, oli dari pompa melewati
saringan sentrifugal. Akibat gaya
centrigugal maka bagian oli yang berat yaitu kotoran akan terlempar keluar dan
menempel pada dinding saringan. Dengan demikian semakin lama saringan
sentrifugal semakin banyak endapan kotoran sehingga perlu dibersihkan.
|
|
Saringan kasa Saringan
centrifugal
Gb. 6.20 Saringan oli
I. MACAM PELUMAS
Pelumas berfungsi untuk mengurangi gesekan
sehingga komponen tidak cepat aus dan koefisien gesek rendah, sebagai
pendingin, perapat, pembersih dan anti karat.
Terdapat beberapa
jenis pelumas yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya:
1. Gemuk (grease) digunakan untuk melumasi rantai
roda, bearing roda, gigi reduksi motor starter, dan sebagainya. Terdapat 2
macam gemuk yang sering digunakan,
yaitu:
- Calsium soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai kemampuan tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun terkena air.
- Lathium soap grease. Digunakan untuk bearing, dari bahan mineral dengan kekentalan rendah, tahan panas, tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai untuk mesin kecepatan tinggi.
2. Pelumas mesin 2 tak (oli samping), digunakan
khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok silinder, piston dan ring
piston pada motor 2 tak. Mempunyai viskositas lebih rendah dari pada oli mesin
sehingga tahanan pompa rendah, mudah
bercampur dengan bensin, mudah dibakar dan mempunyai daya lumas tinggi.
3. Pelumas mesin (oli mesin)
Pada sepeda motor 2
tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan kopling, untuk motor 4 tak
digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu poros engkol, batang piston,
blok silinder, piston, ring piston, transmisi dan kopling.
Syarat oli pelumas
mesin adalah:
a.
Mempunyai
kekentalan yang tepat
b.
Kekentalan
relatif stabil tanpa banyak terpengaruh temperatus sekelilingnya.
c.
Tidak
merusak metal dan seal yang ada
d.
Tidak
menimbulkan karat
e.
Tidak
berbusa
J. JENIS OLI PELUMAS BERDASARKAN BAHAN DASAR
- Oli mineral yaitu oli yang bahan dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.
- Oli Vegetebel yaitu oli yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari tumbuhan jarak. Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan untuk recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat.
- Oli Syntetic, yaitu oli yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti ettylene, kemudian diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli relative stabil, mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik
- Oli semi syntetic, merupakan paduan antara oli mineral dengan syntetic, menghasilkan kemampuaan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari syntetic.
K. VISCOSITAS
OLI PELUMAS
Dua hal yang perlu diperhatikan pada oli
adalah kemampuan pelumas dan viskositas.
Viskositas oli merupakan ukuran kekentalan atau tahanan alir oli pelumas,
oli yang mempunyai viskositas tinggi mempunyai tahanan alir yang besar atau
lebih kental dan sebaliknya.
Alat untuk mengukur viskositas oli adalah
viscometer. Saybolt viscometer digunakan di Amerika, sedangkan di Inggris
menggunakan Redwood viscometer. Viscositas
oli dipengaruhi oleh temperatus, pada Redwood viscometer dicari yang waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan oli sebanyak 50 ml, pada orifice dengan luas 1 mm2
pada temperature yang berubah-ubah. Alat viscometer dan hubungan vikositas oli
dengan temperatur dapat dilihat pada gambar 6.21 dan 6.22.
Gb.6.21 Redwood viscometer
Gb. 6.22 Hubungan viskositas oli dengan temperature
The Society of Automotive Engineers (SAE) yaitu asosiasi
ahli otomotif di Amerika mengklasifikasikan viskositas oli dalam nomor
SAE. Pada oli mesin (crank case oil)
SAE winter grades diukur pada
temperature rendah yaitu – 18 ºC, pada
angka viskositas diberi angka W (winter), viskositas oli rendah yaitu 5 W,
sedangkan untuk viskositas tinggi adalah 10 W dan 20 W, sedangakan SAE summer grades diukur pada temperature
tinggi yaitu 99 ºC, oli viskositas
rendah yaitu SAE 20, dan termasuk viskositas tinggi yaitu SAE 30, 40, 50. Viskositas oli dalam detik Redwood adalah
sebagai berikut:
Tabel 8. Viskositas
oli pelumas
SAE Number
|
Viscosity range
(Redwood seconds)
|
|||||
-
18 ºC
|
20 ºC
|
99 ºC
|
||||
Min
|
Max
|
Min
|
Max
|
Min
|
Max
|
|
5 W
|
-
|
3520
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10 W
|
5250
|
10.560
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20 W
|
10.560
|
42.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
|
|
750
|
850
|
43
|
55
|
30
|
|
|
1300
|
1400
|
55
|
67
|
40
|
|
|
1750
|
1850
|
67
|
82
|
50
|
|
|
2350
|
2450
|
83
|
112
|
Berdasarkan viskositasnya oli yang dijual dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu:
- Single grade oil, yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan tunggal, misalnya SAE 20, SAE 30, SAE 40.
- Multi grade oil, yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan ganda, misalnya SAE 5W/20, SAE 10W/ 30, SAE 20W/50, SAE 20W/50.
Hubungan temperature
dengan viskositas oli dapat digambarkan sebagai berikut.
Gb.6.23 Hubungan temperature dengan viskositas oli
L. KUALITAS OLI PELUMAS
Kualitas oli mesin merupakan kemampuan oli untuk
melakukan fungsi pelumas, semakin tinggi putaran mesin dan kemampuan mesin
menuntut kualitas oli yang semakin tinggi, untuk meningkatkan kualitas oli maka pada oli
ditambahkan bahan aditif.
Beberapa aditif yang terdapat di oli antara
lain:
- Oxidation inhibition
- Detergents
- Dispersants
- Anti-foam preventers
- Corrosion and rust inhibition
- Anti wear additives
- Extreme pressure additives
Kualitas oli diklasifikasikan berdasarkan
standard API (American Petroleum Institut). Pada kemasan oli selain informasi viskositas
yaitu SAE juga terdapat tulisan API Service. API service pada oli mesin bensin
ditulis dengan hurup awal S diikuti abjad. Contoh : SA, SB, SC, SD,SE, SF, SG,
SH, SI, SJ. Semakin tinggi adjad semakin
baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling baik adalah SJ.
Gb. 6.24 Kemasan oli pelumas produk Pertamina
Nama
|
Kualitas
|
Penggunaan
|
Fastron
|
API SJ/CF
|
Kendaraan
yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas,
dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya.
|
Prima XP
|
API SJ/CF
|
Kendaraan
yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas,
dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya yaitu SH
dan sebelumnya.
|
Mesran Super
|
API SG/CD
|
Kendaraan produksi tahun 1989 ke atas
|
Mesran
|
API SE/CC
|
Kendaraan produksi tahun 1971ke atas
|
Aditif yang digunakan untuk oli motor 2 tak, berbeda dengan motor 4
tak. Pada oli motot 2 tak terdapat Exhaust Port
Blocking yaitu kemampuan oli untuk tidak
membuat banyak arang yang dapat menyumbat saluran buang dan knalpot, selain itu
juga terdapat anti smoke, yaitu kemampuan oli agar pembakaran tidak
mengeluarkan asap tebal.
Perbedaan
oli motor 2 tak dengan 4 tak dapat dilihat pula dari kode kualitas oli atau API
service. Pada motor 4 tak kode API service untuk motor bensin dengan awalan S,
misalnya SF,SH,SG, namun pada oli motor 2 tak API service dengan awalan T,
yaitu TA, TB, TC. Semakin
tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling baik adalah TC. JASO
(Japanese Automobile Standard Organization) membuat standard kualitas pelumas
motor 2 tak dimulai dengan huruf F, yaitu FA, FB, FC.