Kamis, 14 Maret 2013

SISTEM PELUMAS SEPEDA MOTOR

A.  FUNGSI SISTEM PELUMAS

Sistem pelumas pada mesin sepeda motor mempunyai fungsi:
1.     Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran  dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
2.     Sebagai pendingin
Proses pembakaran di dalam silinder menghasilkan panas, demikian pula  gesekan antar komponen, sistem pendingin  membantu mengurangi panas yang terjadi dengan mengabil panas pada bagian yang dilewati dan mendinginkan pada bak engkol.
3.     Sebagai perapat
Piston dengan silinder mempunyai celah tertentu, pelumas membantu mengurangi kebocoran kompresi maupun tekanan hasil pembakaran dengan membuat lapisan oli mengisi celah antara kedua bagian tersebut.
4.     Sebagai peredam
Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
5.     Sebagai pembersih
Salah satu efek gesekan adalah keausan, sistem pelumas membantu membawah kotoran sehingga bagian yang bergesekan tetap bersih.
6.     Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.


B. SISTEM PELUMAS MOTOR 2 TAK
Pada motor 2 tak bak engkol (crank case) tidak berisi oli pelumas, karena difungsikan sebagai pompa bilas. Guna melumasi bagian poros engkol, batang piston, piston, ring piston dan dinding silinder maka minyak pelumas dicampur dengan campuran bahan bakar yang masuk ke dalam bak engkol dan silinder. Metode mencampur minyak pelumas ada 2 macam, yaitu:
  1. Pelumas dicampur langsung dengan bensin di dalam tangki (Premix  type lubrication)
  2. Pelumas injeksi oleh pompa pelumas (Injection pump type lubrication)

1.Premix type lubrication
Premix type lubrication merupakan metode sistem pelumas motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin pada perbandingan tertentu.  Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20 – 25 :  1, artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli.



Gb. 6.1   Sistem pelumas 2 tak   premix type lubrication

Saat mesin hidup bensin yang bercampur oli mengalir ke karburator, di karburator campuran bensin dengan oli dikabutkan, dan masuk ke dalam bak engkol (crank case),  campuran bensin dan oli melumasi poros engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder.  Saat proses bilas campuran masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder.  Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar,  sisa gas buang dibuang melalui knalpot.

Sistem pelumas premix type lubrication mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a.     Di dalam tangki dan di dalam karburator ada kemungkinan oli mengendap, sehingga campuran kurang homogen,  komposisi campuran tidak stabil, pelumasan kurang sempurna.
b.    Bensin campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
1)     pengabutan pada karburator kurang  halus,
2)     proses pembakaran kurang sempurna,
3)     tenaga mesin menurun
4)     banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
5)     emisi gas buang tinggi
c.     Komposisi campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan putaran mesin, sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah, tetapi kurang saat putaran tinggi.

2. Injection pump lubrication
Injection pump lubrication merupakan  sistem pelumas pada motor 2 tak dengan cara mempompa  sejumlah oli pelumas pada intake manifold. Minyak pelumas yang disemprotkan kemudian bercampur dengan campuran bensin dan udara dari karburator, dan bersam-sama masuk  ke dalam bak engkol.  Pada bak engkol  campuran bensin dan oli melumasi poros engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder.  Saat proses bilas campuran masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder.  Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar,  sisa gas buang dibuang melalui knalpot.

Komponen sistem pelumas injeksi adalah:
a.     Tangki oli pelumas untuk menampung oli yang diperlukan
b.    Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada intake manifold.
c.     Kabel pompa oli untuk mengontrol jumlah oli yang disemprotkan.


Gb. 6. 2  Sistem pelumas 2 tak  injection pump type

Dengan adanya pompa oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah oli yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan sepeda motor. Kebutuhan oli untuk beban  ringan sebesar 80 - 120 : 1  , untuk beban menengah 40 – 70 :  1, sedangkan untuk beban tinggi sebesar 18 – 30  : 1.  Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur dapat teratasi.

Produsen sepeda motor Yamaha menyebut sistem pelumas dengan injeksi dengan istilah Autolub, yaitu sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan campuran bahan bakar pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub pump.

Produsen sepeda motor Suzuki mengembangkan sistem pelumas CCI (Carburetor Crankshaft Injection),  yaitu sistem pelumas injeksi, yang menginjeksikan oli pada karburator (carburetor) dan pada poros engkol (crank shaft). Injeksi pelumas langsung ke poros engkol diharapkan mampu mengatasi keausan pada poros engkol. Pada premix type lubrication,  penetrasi oli yang bercampur dengan bensin ke poros engkol lemah sehingga gesekan poros engkol dengan batang piston besar. Dengan sistem pelumas CCI kelemahan tersebut dapat diatasi. Prinsip sistem pelumas CCI juga digunakan oleh produsen sepeda motor Kawasaki.
C. POMPA OLI MOTOR 2 TAK
Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada karburator. Pompa pelumas motor 2 tak umumnya tipe plunger. Konstruksi pompa pelumas adalah sebagai berikut:


Gb. 6.3  Pompa oli motor 2 tak tipe plunger

Fungsi bagian pompa:
1.     Worm wheel gear sebagai gigi yang memutar distributor, putaran worm wheel gear diperoleh dari putaran mesin.
2.     Plunger berfungsi sebagai piston yang menghisap dan menekan oli.
3.     Check ball berfungsi sebagai katup satu arah, yang akan membuka saat plunger menekan oli dan menutup saat plunger menghisap oli.
4.     Plunger cam guide pin sebagai pin pembimbing nok agar plunger dapat bergerak maju-mundur saat worm wheel gear berputar.
5.     Adjusting pulley sebagai pulli yang diputar gas untuk mengatur jumlah oli yang dipompa.
6.     Adjusting plate sebagai plat untuk menyetel panjang langkah pemompaan.


Prinsip kerja:
Saat mesin hidup maka worm wheel gear akan berputar dan distributor ikut berputar, bila lubang distributor tepat pada saluran masuk maka oli akan mengalir ke dalam rumah pompa. Distributor dilengkapi dengan cylindrical cam, yaitu nok yang berbentuk silinder, berputarnya distributor menyebabkan cam mendorong plunger bergerak mundur untuk menghisap oli, saat cam tidak menekan plunger maka pegas pompa akan mendorong oli, bila lubang keluar tepat pada lubang distributor maka oli akan ditekan keluar menuju karburator dan poros engkol.


Gb. 6.4  Pinsip kerja pompa oli 2 tak

Kabel gas dihubungkan dengan adjusting pulley, saat gas diputar maka gerak langkah pompa semakin panjang, sehingga oli yang dipompa semakin banyak, panjang gerak langkah dapat disetel pada adjusting plate.

Gb. 6.5 Kontruksi pompa oli 2 tak high compression type


Gb. 6.6 Kontruksi pompa oli 2 tak high compression type


D. MENYETEL POMPA OLI
Endapan karbon berlebihan, asap knalpot terlalu tebal, mesin panas dan piston macet merupakan gangguan yang sering dijumpai pada motor 2 tak.  Penyebab gangguan tersebut  antara lain:
  1. Kualitas oli rendah
  2. Jenis oli salah, yaitu oli mesin/ transmisi dimasukkan ke oli samping
  3. Jumlah oli yang diinjeksikan tidak tepat

Jumlah oli yang diinjeksikan kurang menyebabkan mesin panas dan peluang piston macet. Penyebab oli yang diinjeksikan kurang antara lain:
  1. Penyetelan langkah pompa tidak tepat
  2. Saluran oli tersumbat
  3. Plunger aus
  4. Oli habis
  5. Viskositas oli terlalu tinggi
Jumlah oli yang diinjeksikan berlebihan menyebabkan asap knalpot berlebihan, deposit karbon pada ruang bakar, busi dan knalpot. Penyebab oli berlebihan adalah penyetelan tidak tepat.

Gb. 6.7 Pemasangan pompa oli pada Honda NSR150R

Saat mengisi oli dari keadaan tangki oli kosong maupun setelah membongkar pompa, maka harus dilakukan proses bleeding, yaitu proses mengeluarkan udara palsu pada saluran oli. Langkah proses bleeding adalah:
  1. Letakkan kain/ majun pada sekeliling pompa
  2. Isi tangki oli dengan oli
  3. Buka baut bleeding sampai oli mengalir dan gelembung udara hilang.
  4. Hidupkan mesin, periksa apakah oli sudah keluar dari  ujung slang pompa oli yang ke karburator.
  5. Kencangkan baut bleeding dan ambil kain/ majun.

Langkah menyetel pompa oli adalah sebagai berikut:
1.     Lepas tutup pompa
2.     Longgarkan mur pengunci pada kabel pengontrol
3.     Putar gas tangn penuh
4.     Periksa apakah tanda tanda penyesuai tepat?
5. Stel dengan memutar mur penyetel dan bila sudah tepat kencangkan pada mur kontra


Gb. 6.8 Menyetel pompa oli


E. SISTEM PELUMAS TRANSMISI DAN KOPLING PADA MOTOR 2 TAK
Pada motor 2 tak sistem pelumas untuk transmisi dan kopling berbeda dengan sistem pelumas mesin. Minyak pelumas mesin sering disebut oli samping, sedangkan pelumas transmisi dan kopling disebut oli mesin. Penyebutan pelumas transmisi dan kopling dengan oli mesin karena jenis oli pelumas yang digunakan sama dengan oli pelumas mesin yang digunakan pada motor 4 tak, sedangkan oli mesin 2 tak  yang disebut oli samping menggunakan oli pelumas khusus 2 tak, misalnya  Caltex Revtex Super, Yamaha  Autolub,  CCI  atau oli 2 T lainnya.

Pelumas transmisi dan kopling dengan memasukan sejumlah oli pada bak transmisi, jumlah, kualitas dan kekentalan oli pelumas harus tepat. Bila jumlah oli kurang maka pelumasan kurang sempurna, sedangkn bila jumlah oli berlebihan maka tahanan gigi transmisi menjadi besar, koefisien mekanis lebih besar.


Gb. 6.9 Sistem pelumas transmisi 2 tak

F.  SISTEM PELUMAS MOTOR 4 TAK
Motor 4 tak tidak memerlukan pompa bilas, sehingga bak engkol (crank case) digunakan untuk bak transmisi, sehingga poros engkol, batang piston, didnding silinder, piston dan ring piston dilumasi oleh oli yang sama dengan transmisi dan kopling.

Metode sistem pelumas motor 4 tak dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
  1. Sistem pelumas basah
  2. Sistem pelumas kering



Sistem pelumas basah                                                        Sistem pelumas kering

Gb. 6.10  Macam sistem pelumas motor 4 tak
1. Sistem Pelumas Basah (Wet Sum Type)
Sistem pelumas basah merupakan sistem pelumas dimana oli ditempatkan di bak engkol (crank case),  sehingga transmisi, kopling dan poros engkol terendam dalam oli pelumas. Sirkulasi oli dapat digambarkan sebagai berikut:

Gb. 6.11 Sirkulasi sistem pelumas pada Honda MegaPro


Gb. 6.12  Sirkulasi sistem pelumas sistem basah

Prinsip kerja :
Saat mesin hidup maka pompa oli berputar menghisap oli dari bak engkol melalui striner screen. Oli ditekan oleh pompa menuju saringan (oil filter), dari saringan disalurkan secara parallel menuju transmisi, poros engkol dan roker arm. Pada transmisi setelah melumasi transmisi oli jatu ke bak engkol, sedangkan yang ke poros engkol oli melumasi connecting rod bearing dan jatu ke bak engkol. Connecting rod dilengkapi dengan oil control orifice, melalui lubang kecil tersebut oli disemprotkan ke connecting rod small end, piston dan silinder, saat piston bergerak turun  oli yang menempel pada dinding silinder dikikis oli ring pelumas.

Oli yang menuju roker arm shaft melumasi roker arm shaft, cam shaft, valve dan spring valve, kemudian akibat gaya grafitasi  mengalir kembali ke bak engkol.  Oli yang menuju kepala silinder harus melewati saluran oli di dalam silinder, karena kurang hati-hati saluran ini sering tersumbat oleh sealer, sehingga jumlah oli yang dialirkan berkurang,  roker arm shaft , cam shaft, valve dan  valve guide menjadi cepat aus.


2. Sistem Pelumas Kering (Dry Sump Type)
Sistem pelumas kering merupakan sistem pelumas dimana oli ditempatkan pada penampung terpisah atau tidak di bak engkol (crank case),  sehingga transmisi, kopling dan poros engkol tidak lagi terendam dalam oli pelumas.

Keuntungan:
a.     Tahanan oli pada bagian bergerak berkurang
b.    Pendinginan oli lebih baik
c.     Pengecekan dan penambahan oli lebih mudah

Kelemahan:
  1. Konstruksi mesin lebih rumit
  2. Perlu tambahan komponen penampung oli dan pendingin oli
Text Box: Bak penampung oliText Box: Kabel pengontrol
Volume pompaText Box: Pompa oliText Box: Saringan oliText Box: Pendingin oli

Gb. 6.13  Dry wet type

Prinsip kerja:
Saat mesin hidup maka pompa oli berputar menghisap oli dari bak penampung oli. Oli ditekan oleh pompa menuju pendingin oli kemudian ke saringan (oil filter), dari saringan disalurkan secara parallel menuju transmisi, poros engkol dan roker arm. Pada transmisi setelah melumasi transmisi oli jatu ke bak engkol, sedangkan yang ke poros engkol oli melumasi connecting rod bearing dan jatu ke bak engkol. Connecting rod dilengkapi dengan oil control orifice, melalui lubang kecil tersebut oli disemprotkan ke connecting rod small end, piston dan silinder, saat piston bergerak turun  oli yang menempel pada dinding silinder dikikis oli ring pelumas. Oli yang menuju roker arm shaft melumasi roker arm shaft, cam shaft, valve dan spring valve, kemudian akibat gaya grafitasi  mengalir kembali ke bak engkol. Pada bak engkol oli dihisap oleh pompa dan ditekan pada penampung oli.

G. POMPA PELUMAS MOTOR 4 TAK
Pompa pelumas berfungsi untuk menghisap oli dari tangki pelumas/bak engkol dan menekan ke bagian-bagian yang dilumasi. Terdapat 2 macam pompa yang sering digunakan pada motor 4 tak, yaitu:
1.     Pompa jenis roda gigi (Gear pump)
2.     Pompa jenis trocoida (Trocoid pump)




Gb. 6.14  Macam pompa oli motor 4 tak



1. Pompa pelumas tipe roda gigi
Pompa roda gigi terdiri dari dua gigi, yaitu gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang digerakan (driven gear), kedua gigi ditempatkan pada rumah pompa. Pada rumah pompa terdapat dua lubang yaitu lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (out let).

Gb. 6.15 Pompa roda gigi

Prinsip kerja
Saat mesin berputar maka gigi penggerak berputar, berputarnya gigi penggerak menyebabkan gigi yang digerakkan juga ikut berputar.  Akibat putaran kedua gigi maka oli yang berada pada saluran masuk  berada diantara gigi ikut berputar  terbawah pada gigi, oli tersebut keluar pada saluran keluar (outlet) dan ditekan kebagian yang dilumasi.

Kelebihan pompa tipe ini adalah konstruksi sederhana, kelemahan adalah kurang presisi sehingga tekanan pompa rendah.

2. Pompa oli tipe trocoid
Pompa trocoid terdiri dari dua rotor, yaitu rotor penggerak (drive rotor) bentuk  bintang  4 sisi dan rotor yang digerakan (driven rotor) bentuk luar silinder dan bagian dalam bentuk bintang 5 sisi, kedua rotor ditempatkan pada rumah pompa. Pada rumah pompa terdapat dua lubang yaitu lubang masuk (inlet hole) dan lubang keluar (discharge hole).



Gb. 6.16   Komponen pompa trocoid


Prinsip kerja:
Saat mesin berputar maka rotor penggerak berputar (drive rotor), berputarnya rotor penggerak menyebabkan rotor yang digerakkan juga ikut berputar, karena sumbu kedua rotor tidak sama (offset), maka kedua rotor membentuk ruang yang berubah-ubah. Saluran masuk dihubungkan ke ruangan yang membesar, saluran keluar dihubungkan ke saluran yang menyempit. Akibat putaran kedua rotor maka oli yang berada pada saluran masuk terhisap masuk keruang pompa dan ditekan kebagian yang dilumasi.




Gb. 6.17 Prinsip kerja pompa trocoid


Kelebihan pompa tipe ini adalah lebih presisi sehingga kapasitas pompa lebih besar, tekanan pompa lebih tinggi.







Gb. 6.18  Memeriksa komponen pompa trocoid

Gb. 6.19  Sistem pelumas pada Suzuki Shogun


H. SARINGAN OLI (OIL FILTER)
Saringan oli berfungsi untuk menyaring kotoran pada oli agar tidak ikut beredar pada sistem pelumas. Kotoran pada aoli dapat berupa bram atau serpian logam akibat bagian yang aus maupun endapan karbon yang dibawah oli selama bersirkulasi. Terdapat dua model saringan oli yang banyak dipakai pada sepeda motor yaitu saringan kasa yang mencegah kotoran pada oli masuk ke pompa pelumas, dan saringan centrifugal, yang menyaring kotoran dengan memanfaatkan gaya centrifugal.

Prinsip kerjanya yaitu  saat mesin hidup, oli dari pompa melewati saringan sentrifugal. Akibat gaya centrigugal maka bagian oli yang berat yaitu kotoran akan terlempar keluar dan menempel pada dinding saringan. Dengan demikian semakin lama saringan sentrifugal semakin banyak endapan kotoran sehingga perlu dibersihkan.

Saringan kasa                                                       Saringan centrifugal

Gb. 6.20  Saringan oli


I. MACAM PELUMAS
Pelumas berfungsi untuk mengurangi gesekan sehingga komponen tidak cepat aus dan koefisien gesek rendah, sebagai pendingin, perapat, pembersih dan anti karat.
Terdapat beberapa jenis pelumas yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya:
1.  Gemuk (grease) digunakan untuk melumasi rantai roda, bearing roda, gigi reduksi motor starter, dan sebagainya. Terdapat 2 macam  gemuk yang sering digunakan, yaitu:
  1. Calsium soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai kemampuan tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun  terkena air.
  2. Lathium soap grease. Digunakan untuk bearing, dari bahan mineral dengan kekentalan rendah, tahan panas, tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai untuk mesin kecepatan tinggi.

2.  Pelumas mesin 2 tak (oli samping), digunakan khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok silinder, piston dan ring piston pada motor 2 tak. Mempunyai viskositas lebih rendah dari pada oli mesin sehingga tahanan pompa rendah,  mudah bercampur dengan bensin, mudah dibakar dan mempunyai daya lumas tinggi.

3.   Pelumas mesin (oli mesin)
Pada sepeda motor 2 tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan kopling, untuk motor 4 tak digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu poros engkol, batang piston, blok silinder, piston, ring piston, transmisi dan kopling.

Syarat oli pelumas mesin adalah:
a.     Mempunyai kekentalan yang tepat
b.    Kekentalan relatif stabil tanpa banyak terpengaruh temperatus sekelilingnya.
c.     Tidak merusak  metal dan seal yang ada
d.    Tidak menimbulkan karat
e.     Tidak berbusa

J. JENIS OLI PELUMAS BERDASARKAN BAHAN DASAR
  1. Oli mineral yaitu oli yang bahan dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.
  2. Oli Vegetebel yaitu oli yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari tumbuhan jarak. Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan untuk recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat.
  3. Oli Syntetic, yaitu oli yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti ettylene, kemudian diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.  Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli relative stabil, mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik
  4. Oli semi syntetic, merupakan paduan antara oli mineral dengan syntetic, menghasilkan kemampuaan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari syntetic.


K.  VISCOSITAS OLI PELUMAS
Dua hal yang perlu diperhatikan pada oli adalah kemampuan pelumas dan viskositas.  Viskositas oli merupakan ukuran kekentalan atau tahanan alir oli pelumas, oli yang mempunyai viskositas tinggi mempunyai tahanan alir yang besar atau lebih kental dan sebaliknya.

Alat untuk mengukur viskositas oli adalah viscometer. Saybolt viscometer digunakan di Amerika, sedangkan di Inggris menggunakan Redwood viscometer.  Viscositas oli dipengaruhi oleh temperatus, pada Redwood viscometer dicari yang waktu yang diperlukan untuk mengalirkan oli sebanyak 50 ml, pada orifice dengan luas 1 mm2 pada temperature yang berubah-ubah. Alat viscometer dan hubungan vikositas oli dengan temperatur dapat dilihat pada gambar 6.21 dan 6.22.


Gb.6.21  Redwood viscometer



Gb. 6.22  Hubungan viskositas oli dengan temperature

The Society of Automotive Engineers (SAE) yaitu asosiasi ahli otomotif di Amerika mengklasifikasikan viskositas oli dalam nomor SAE.  Pada oli mesin (crank case oil)  SAE winter grades diukur pada temperature rendah yaitu – 18 ºC,  pada angka viskositas diberi angka W (winter), viskositas oli rendah yaitu 5 W, sedangkan untuk viskositas tinggi adalah 10 W dan 20 W, sedangakan SAE  summer grades diukur pada temperature tinggi yaitu 99 ºC,  oli viskositas rendah yaitu SAE 20, dan termasuk viskositas tinggi yaitu SAE 30, 40, 50.  Viskositas oli dalam detik Redwood adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Viskositas oli pelumas

SAE Number
Viscosity range (Redwood seconds)
- 18 ºC
20  ºC
99 ºC
Min
Max
Min
Max
Min
Max
5 W
-
3520
-
-
-
-
10 W
5250
10.560
-
-
-
-
20 W
10.560
42.000
-
-
-
-
20


750
850
43
55
30


1300
1400
55
67
40


1750
1850
67
82
50


2350
2450
83
112

Berdasarkan viskositasnya  oli yang dijual dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
  1. Single grade oil, yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan tunggal, misalnya SAE 20,  SAE 30,  SAE 40.
  2. Multi grade oil, yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan ganda, misalnya SAE 5W/20,  SAE 10W/ 30, SAE 20W/50,  SAE 20W/50.

Hubungan temperature dengan viskositas oli dapat digambarkan sebagai berikut.


Gb.6.23  Hubungan temperature dengan viskositas oli

L. KUALITAS OLI PELUMAS
Kualitas oli mesin merupakan kemampuan oli untuk melakukan fungsi pelumas, semakin tinggi putaran mesin dan kemampuan mesin menuntut kualitas oli yang semakin tinggi, untuk  meningkatkan kualitas oli maka pada oli ditambahkan bahan aditif.
Beberapa aditif yang terdapat di oli antara lain:
  1. Oxidation inhibition
  2. Detergents
  3. Dispersants
  4. Anti-foam preventers
  5. Corrosion and rust inhibition
  6. Anti wear additives
  7. Extreme pressure additives

Kualitas oli diklasifikasikan berdasarkan standard API (American Petroleum Institut).  Pada kemasan oli selain informasi viskositas yaitu SAE juga terdapat tulisan API Service. API service pada oli mesin bensin ditulis dengan hurup awal S diikuti abjad. Contoh : SA, SB, SC, SD,SE, SF, SG, SH, SI, SJ.  Semakin tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling  baik adalah SJ.



Gb. 6.24  Kemasan oli pelumas produk Pertamina


Nama
Kualitas
Penggunaan
Fastron
API SJ/CF
Kendaraan yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas, dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya.
Prima XP
API SJ/CF
Kendaraan yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas, dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya yaitu SH dan sebelumnya.
Mesran Super
API SG/CD
Kendaraan produksi tahun 1989 ke atas
Mesran
API SE/CC
Kendaraan produksi tahun 1971ke atas

Aditif yang digunakan untuk oli motor 2 tak, berbeda dengan motor 4 tak.  Pada oli motot 2 tak terdapat  Exhaust Port Blocking yaitu kemampuan oli untuk tidak membuat banyak arang yang dapat menyumbat saluran buang dan knalpot, selain itu juga terdapat anti smoke, yaitu kemampuan oli agar pembakaran tidak mengeluarkan asap tebal.
Perbedaan oli motor 2 tak dengan 4 tak dapat dilihat pula dari kode kualitas oli atau API service. Pada motor 4 tak kode API service untuk motor bensin dengan awalan S, misalnya SF,SH,SG, namun pada oli motor 2 tak API service dengan awalan T, yaitu TA, TB, TC. Semakin tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling  baik adalah TC. JASO (Japanese Automobile Standard Organization) membuat standard kualitas pelumas motor 2 tak dimulai dengan huruf F, yaitu FA, FB, FC.